https://t.co/kpQLtYIHfb

🎮: 𝗔𝗕𝗖 𝗟𝗶𝗺𝗮 𝗗𝗮𝘀𝗮𝗿 📍: Senin, 15 Desember 2025 🕣: 19.30 WIB (GSP) ♡ᮬ 𝐰𝐚𝐧𝐠𝐜𝐡𝐮𝐫𝐚𝐧𝐯 ♡ᮬ

5. Masyarakat Taiga Masyarakat setempat hidup terpencar di pondok kayu sederhana. Mereka bergantung pada sungai, hutan, dan pengetahuan turun-temurun untuk bertahan di lingkungan yang keras.

4. Sungai Yenasei Sungai ini mengalir tenang dengan air jernih berwarna gelap, memantulkan bayangan pepohonan Taiga di permukaannya. Arusnya terasa dingin dan kuat, dan kadang membawa serpihan es kecil yang hanyut perlahan saat musim dingin.

3. Jalur Kayu Lama Jalur ini berupa tanah padat yang mulai ditumbuhi lumut dan rumput liar khas Hutan Taiga Siberia. Bekas roda dan potongan kayu lapuk masih terlihat, perlahan ditelan hutan.

2. Pohon Larch Bentuk pohon ini menjulang tinggi dengan batang lurus dan kokoh. Jarumnya berwarna hijau muda dan akan gugur saat musim dingin, meninggalkan cabang-cabang telanjang yang biasanya diselimuti salju.

1. Lynx Hewan ini bergerak senyap di antara pepohonan, berbulu tebal dengan warna cokelat keabu-abuan. Telinganya berjumbai hitam, matanya tajam mengawasi mangsa dari balik semak. Banyak di temukan di Hutan Taiga.

ㅤ 🌿 MISI 3 — Dokumentasi Lapangan ㅤ

Menjadi penjaga jalur air di Taiga mengajariku dua hal penting: - Alat itu penting, tapi akal lebih penting. - Alam tidak butuh kita, kitalah yang butuh belajar darinya. Aku mungkin Rakha si pelupa, tapi selama sungai tetap mengalir, aku tahu aku berada di tempat yang tepat.

Pernah pula aku tersesat karena lupa menandai jalur pulang. Aku akhirnya kembali dengan membaca arah lumut di pohon dan mengikuti aliran angin, cara lama yang jarang dipakai orang sekarang. Tapi lumayan seru juga!

Banyak tantangan yang aku alami seperti sungai meluap karena tumpukan es. Aku panik dan dengan cepat aku merogoh tas dan tentu saja, tidak ada kapak. Mencari cara lain aku memanaskan batu di api lalu menggunakannya untuk memecah dan melelehkan es perlahan.

Suasana di Hutan Taiga Siberia penuh lautan pohon pinus dan larch yang tak berujung. Udara dingin menusuk tulang, dan keheningan terasa berat. Sungainya jernih, mengalir tenang namun kuat, dengan kabut tipis yang menggantung setiap pagi.

Karena sering lupa alat ukur, aku mengukir penanda tinggi air dari kayu, dan menggunakan bayangan matahari sebagai penunjuk waktu. Tidak sempurna, tapi cukup untuk pekerjaanku.

Setiap hari aku berkeliling menyusuri sungai: - Memeriksa aliran air agar tidak tersumbat es atau batang pohon - Mengecek bendungan kecil peninggalan lama - Mencatat tinggi air pagi dan sore - Memastikan jalur air tetap aman bagi hewan dan desa kecil di hilir

Tidak ada jalan kembali. Dengan menumpang truk pengangkut kayu dan berjalan kaki menembus salju, aku akhirnya sampai di pondok kayu tua di dekat jalur air yang menjadi tanggung jawabku.

Penugasan ke Taiga Siberia datang saat musim dingin mulai merayap. Aku mengemas barang-barang pentingjaket tebal, peta sungai, buku catatan dan berangkat dengan yakin. Baru setelah tiba di stasiun kecil di ujung peradaban, aku sadar: multitool tertinggal, kompas cadangan juga.

Aku Rakha, si Pengawas Jalur Air di Hutan Taiga Siberia. Orang-orang mengenalku sebagai penjaga sungai, meski aku sendiri lebih sering dikenal karena aku suka lupa membawa alat. Anehnya, justru dari kelupaan itu aku belajar bertahan hidup dengan cara-cara yang tidak biasa.

ㅤ 🌿 MISI 2 — Cerita Sehari Jadi Penjaga ㅤ

23 April 2000 - 23 : Pengawas Jalur Air - April : Taiga Siberia - 2000 : Suka lupa alat tapi kreatif

ㅤ 🌱 MISI 1 — Penentuan Penempatan ㅤ

ㅤ 𝘚𝘵𝘦𝘱 𝘪𝘯 𝘴𝘰𝘧𝘵𝘭𝘺. 𝘛𝘩𝘦 𝘵𝘳𝘦𝘦𝘴 𝘩𝘢𝘷𝘦 𝘴𝘵𝘰𝘳𝘪𝘦𝘴 𝘵𝘰𝘥𝘢𝘺. #GSPGuardian ㅤ