y sama aja sih sama pelabelan "sjw" or " ur too woke friend" hhh

what the actual f is far left???

Breaking: Nepal Parliament set on fire

🥀 Vian Ruma meninggal dalam kondisi terikat di sebuah gubuk dekat pantai di Sikusama, Desa Tonggo, Kabupaten Nagekeo, NTT pada 5 September. Ia merupakan aktivis penolak projek Geotermal. Kami kembali berduka dan kawal kasus ini! Berita selengkapnya di https://t.co/LKvLpACZlh

tp ibu ini yg sangat sopan jg ga pernah didenger☺️

kayak gini nih gambar yang butuh trigger warning 🤮

rela ke neraka demi anak…. Even in the after life she decided to once again put someone else first. @kemkomdigi every blood that came from judol is the consequence of your incompetence

Sharing panduan melawan KS di komunitas sendiri is caring and something i hope we'll see more in every community: buku, teater, film, dsb dsb

Kami bikin zine Panduan Keamanan Kekerasan Seksual di Acara Musik. KS di acara musik belakangan ini marak lagi, udah waktunya bikin skema pencegahan. Semoga bs berguna ya! Digital file bisa diakses di https://t.co/LIXSxb72Pz, fisiknya bisa didapat di Rumble Stage PCS Pestapora ❤️

Something about those who translate the masses' hardship and struggle into a package of "i listen and i care: here are many reasons why i deserve that spot and not the people i'm talking about" that WILL further their career and NEVER yours terrifies me.

I tried in my best efforts to not think, "this is hell". Where we are constantly alienated from our labours, even in this one specific action, by machines that take will take them away from us, claim them as their own, profit from them. https://t.co/LymwvfkmHL

Funny. Fransisca Fanggidaej felt the gap between her and her comrades for the first time when they started to accomodate to the colonial authority in the Renville Agreement. She sensed that now she was the "citizen" and her comrades were the "government" betraying her.

Kita butuh saling jaga, termasuk saling jaga tenaga dan emosi. Being kind to each other mencakup berusaha memahami kemarahan satu sama lain (dalam konteks menyampaikan kritik, gak termasuk kemarahan opresor, nafsu main hakim, kebencian bigot, ya thx).

Otokritik kayak: "Oke, dia marah-marah pas kritik aku. Aku akan menyampaikan ketidaknyamanan ini nanti. Tapi, apa yang berusaha disampaikan ke aku? Apakah aku melupakan sesuatu/seseorang? Apakah aku meletakkan apa yang penting bagi mereka sebagai sesuatu yang 'nanti saja'?"

I did say kita perlu refleksi supaya kalau kritik kurang-kurangi guilt-tripping, tapi menurutku sama pentingnya, walau lebih sulit, untuk tetap berempati pada kritik yang bentuknya kemarahan. Apalagi ketika posisi kita lebih berprivilese dan punya panggung besar untuk didengar.

--mudah saja bagi yang lebih bisa mengatur siasat "produktif" di meja untuk menganggap bentuk-bentuk lain sebagai sesuatu yang tidak penting, atau kurang sesuai. Ketika ada yang "kurang sesuai" itu kita bersikap gimana? Mengeluarkannya dari barisan karena takut? It seems wrong.

Kemarin malam di salah satu grup WA-ku ada pertanyaan soal apakah video ini AI. Selain perlu verifikasi informasi, kayaknya perlu juga berempati terhadap ragam bentuk kemarahan dan kepedulian. Ada yang untuk hadir dan bersuara di jalan saja sudah mengerahkan seluruh tenaga, dan--

nemu video aslinya (plis jangan hilang) ibu nya marah ke acab karna di tanyain tentang yg mereka tangkap udah di keluarin apa belum, bukan ngancam ke orang yg etnis tionghoa

https://t.co/TAz4zN1Nx0

📍Depan Gedung DPR RI, Senayan Terpantau sudah penuh warna pink! 🩷💚 📸: Luviana Ariyanti/Konde.co