ㅤ End of Duel Class. ㅤ

The class continued until the discussion and brief practice session concluded. Cael rose from his seat and returned to the dormitory to review the dueling introduction parchment he had received earlier.

| Materi: https://t.co/CK4bXSVACv | Presensi: https://t.co/9yLQ1iGe10 | Pertanyaan:

"Sudah diperbolehkan untuk kembali ke asrama masing-masing, wizzies," tambahnya. Alder diayunkan tuk membuka pintu ruangan yang semula tertutup. "See you around, wizzies!" keduanya melambaikan tangan pada para murid baru yang mulai meninggalkan ruangan.

Kedua anggota Duel Club itu kini kembali berada di depan ruang kelas. "Sekian kelas perkenalan duel hari ini. Kami ucapkan terima kasih atas kehadiran kawan-kawan, semoga penjelasan hari ini bermanfaat. Jangan kapok terus mencoba, ya!" ujar si puan dengan senyum.

"Okay, wands down!" seru Noémie ketika waktu 30 menit telah usai. Bersama Claude ia berkeliling memeriksa keadaan beberapa murid yang telah menyelesaikan prakteknya. "So, bagaimana kesan kalian atas duel pertama kalian hari ini? Seru?" tanya si puan dengan senyum di wajah.

Yang belum mempunyai pasangan duel, silakan reply di sini, ya. https://t.co/Ef8gjM8chh

Kolom pengumpulan:

Ia mengambil sebuah kotak berisi tongkat sihir lalu meletakkannya di meja paling depan. "Jika sudah mendapatkan pasangan, silahkan ambil tongkat sihir dari kotak ini, ya.” Si gadis mengeluarkan sebuah timer lalu berkata, “Waktu kalian untuk praktek adalah 30 menit, starts now!"

"And that's all," Noémie menepukkan kedua tangannya dengan senyum. "Bagaimana? Seru ‘kan duel? Sudah siap untuk mencoba mempraktekkan apa yang telah dipelajari?" "Silahkan memilih pasangan untuk duel, wizzies. Yang belum mendapatkan pasangan silahkan angkat tangan!"

Apparently, there were specific hours designated for dueling practice. "Oh, I see," Cael murmured as he jotted this information down on his parchment. https://t.co/R0k4rjx7Wh

"Penting untuk diketahui, duel ini tidak bisa dilakukan secara bebas ya. Ada waktu khusus yang diperbolehkan untuk digunakan duel," si puan menunjuk papan. "Bagi yang ingin duel, jangan lupa dicatat 3 sesi Duel Hours ini ya."

"Namun, ketika HP sudah habis duelist dinyatakan pingsan ya," tambahnya sebelum mengganti tampilan di papan. "Selanjutnya, ini adalah penjelasan mengenai perlengkapan duel lain yang dapat membantu duelist. Ada Wand Core Booster, Equipment, Items, Daemon dan Colored Stones."

Cael received snacks and a drink handed out by Sir Claude, along with a parchment containing additional information about the basics of dueling. "Thank you, sir," he said, before opening his snack container and eating bit by bit while skimming through the parchment.

“Good answers, sudah pada jago!” Noémie memberikan applause. “Kita lanjutkan ya, kawan,” ia menunjuk pada tampilan yang telah berganti. “Pada saat kita berduel, akan ada saatnya MP kita habis. Saat itu ada 2 jenis aksi yang bisa kita lakukan, yaitu Wait dan Guard.”

Setelah sepuluh menit berlalu, Claude kembali membuka suara, “Time’s up!” serunya. “Apabila ada yang tidak kalian pahami, boleh ditanyakan, ya. Dalam proses duel tentu ada format yang harus kalian gunakan. Ada yang tahu bagaimana formatnya?” [Silakan membalas hingga 19:46]

Dibantu oleh Noemi, Claude membagikan beberapa lembar perkamen dan kembali mengganti tampilan papan untuk informasi selanjutnya. “Sambil menikmati cemilan, boleh dibaca dulu sekitar 10 menit, ya.” | Sistem Duel: https://t.co/5LUPkMKFkg | Daftar Mantra: https://t.co/gNFsV2M2po

“Dapat dipahami, ya?” ucapnya, disertai kekehan kecil melihat wajah-wajah yang sudah cukup terlihat pusing. “Agar semangatnya kembali berkobar, kita menikmati cemilan dulu,” ia membagikan beberapa cookies dan coklat dingin pada seluruh isi kelas.

“Offensive Spell ini terbagi menjadi general, elemental, dan physical. Elemental artinya memiliki efek sesuai dengan elemennya. Kalau physical, mantra tersebut mengurangi HP kastor. Sementara yang general, tidak terikat elemen tertentu maupun bukan mantra fisik,” jelas Claude.

Cael diligently noted this information, excited at the prospect of learning more powerful spells as he progressed.