๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐
@lakunaelegi
Followers
296
Following
134
Media
130
Statuses
10K
๐๐๐๐ผ๐๐๐๐ผ: In art, I found solemnity. In art, I found serenity. In art, I found intensity. In art, I found beauty. Works of fiction by https://t.co/kDAF8BkBLp
๐๐ผ๐๐ผ๐๐ผ, ๐๐๐๐๐ผ๐๐๐๐ ๐พ๐๐๐๐๐๐, ๐ผ๐๐ฟ ๐๐๐๐๐พ๐๐ ๐๐พ
Joined May 2024
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ โ membiarkan seluruh tubuh dan pikirannya masuk ke dalam mode kerja yang lebih hening dan fokus. Dengan tingkat fokus yang lebih tinggi, Benjamin mulai menyoroti kalimat pertama yang ditandai kuning. ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
0
0
0
๐๐๐ ๐๐๐ผ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ฟ ๐ฌ๐ผ๐ด๐๐ฎ๐ธ๐ฎ๐ฟ๐๐ฎ ๐๐ป๐๐ฒ๐ฟ๐ป๐ฎ๐๐ถ๐ผ๐ป๐ฎ๐น ๐๐ถ๐ฟ๐ฝ๐ผ๐ฟ๐ November 25th, 2025 | 17.05 WIB
1
18
3
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ Kesepuluh jarinya mendekat ke ๐ฌ๐ฆ๐บ๐ฃ๐ฐ๐ข๐ณ๐ฅ, berhenti sesaat di atas tombol-tombol seperti sedang berpikir dari mana ia harus memulai. Pria itu menarik napas panjang, menahannya, lalu melepaskannya secara perlahan, โ ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
1
0
0
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ Benjamin menahan cangkir itu sesaat di dekat bibirnya, meneguk sekali lagi sebelum akhirnya meletakkan kembali ke tempat semula. Ia sedikit menggeser posisi duduknya untuk memastikan punggungnya dalam posisi tegak namun tetap nyaman. ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
1
0
0
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ โ atau lidahnya yang baru saja memakan apel manis yang membuat kontras pahitnya terasa lebih jelas. Tapi, sensasi rasa pahit itulah yang menyadarkannya sepenuhnya dan membuat fokusnya kembali terkumpul. ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
1
0
0
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ Diambilnya cangkir kopi yang berada di atas tumpukan buku, mengangkatnya perlahan, menyesap satu tegukan. Rasa pahit kali ini lebih pekat dibandingkan dengan tegukan pertamanya, itu mungkin karena espresso itu sudah sedikit lebih dingin, โ ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
1
0
0
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ Begitu tangannya kembali kosong, Benjamin menyandarkan tubuhnya ke kursi, menghembuskan napas pelan, seakan tengah mengumpulkan niat dan tenaga serta membuang sisa rasa kantuk. ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
1
0
0
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ Dihabiskannya sisa apel di tangannya dalam satu gigitan terakhir sebelum memasukkan bagian biji dan tangkai apel ke tempat sampah kecil di samping meja yang hampir penuh. ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
1
0
0
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ โ ada juga kalimat yang seakan kehilangan daya ungkap saat Benjamin membacanya kembali dalam keadaan pikiran yang lebih segar. Kerutan di keningnya semakin dalam, sedikit memiringkan kepala, lalu menarik napas pelan. ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
1
0
0
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ Beberapa kalimat yang sebelumnya terasa cukup kuat kini terdengar hambar. Ada frasa yang terlalu repetitif, ada penjelasan yang terasa terlalu panjang dan memutar lebih jauh yang diperlukan, dan ada juga yang ritmenya patah, โ ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
1
0
0
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ โ membuat pikirannya memproses kembali kata-kata yang ia tulis sebelumnya. Kalimat yang ditandai warna kuning ia baca lebih lambat dan berulang-ulang hingga membuat keningnya berkerut. ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
1
0
0
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ Tanpa terburu-buru, Benjamin menghabiskan apel yang ada di tangannya sambil matanya membaca kembali paragraf yang memenuhi layar. Setiap gigitan dan kunyahan memberinya ritme tempo, โ ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
1
0
0
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ โ gigitan besar hingga menciptakan suara yang terdengar jelas ketika ketika kulit apel yang pecah oleh giginya. Rasa manis, dingin, dan segar langsung memenuhi mulutnya, memberikan sedikit rasa yang sangat berbeda dari pahitnya kopi yang baru ia teguk tadi. ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
1
0
0
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ โ kalimatnya terasa kurang pas, terlalu datar, dan belum sepenuhnya mampu menyampaikan maksud yang ingin ia curahkan pada tulisan. Namun sebelum itu, Benjamin mendekatkan apel ke mulutnya, dan tanpa ragu menggigit apel itu dalam satu โ ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
1
0
0
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ Halaman ๐๐ฐ๐ณ๐ฅ yang menampilkan ๐ฅ๐ณ๐ข๐ง๐ต tulisannya menjadi hal pertama yang Benjamin lihat di layar laptopnya. Deretan paragraf yang masih berantakan terpampang jelas, beberapa kalimat yang ditandai dengan warna kuning untuk direvisi karena โ ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
1
0
0
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ โ seakan sudah siap untuk kembali fokus pada apa yang ada di hadapannya. Pria itu meraih ๐ฎ๐ฐ๐ถ๐ด๐ฆ dan menggesernya. Sensor ๐ฎ๐ฐ๐ถ๐ด๐ฆ yang menyala merah membuat layar laptop di depannya seketika menyala. ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
1
0
0
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ Benjamin menarik kursinya, menciptakan suara gesekan dari kaki kursi yang bergesekan dengan lantai kamar. Ia duduk, menyesuaikan posisi punggung dan tubuhnya sedikit mencondong ke arah depan, โ ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
1
0
0
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ Ia meletakkan cangkir kopinya di sisi kanan laptop, di atas tumpukan buku yang sedang tidak di baca. Buku-buku yang belakangan ini lebih sering berfungsi sebagai alas cangkir kopinya ketimbang bahan bacaan. ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
1
0
0
๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ โ membuka pintu itu cukup lebar agar tubuhnya bisa lewat tanpa perlu mengubah posisi cangkir di tangannya. Langkahnya langsung mengarah ke meja kerja yang ada di sudut ruangan. ๏ธ๏ธ ๏ธ๏ธ
1
0
0