Ash.
@hatchscape
Followers
181
Following
3
Media
43
Statuses
391
𝗛𝗣-𝗢𝗖. Risen from the ashes of his tremendous doubt, Kasper A. Goth: a Gryffindor, first-grader majoring in Auror, and 5003’s sole holder.
Joined October 2025
https://t.co/tjHUoeRNsp | Ash memasang tudung jaket sebelum melambaikan tangan. “Thank you for today, Prof. Dunpont. Have a nice winter break,” ia berpamitan, lalu kembali ke kastel dengan hati dan perut yang penuh dengan kehangatan.
⠀ “Bawa pulang Mistletoe kalian sebagai jimat keberuntungan,” kata Kaélie sambil melambaikan tangan. “Jangan lupa isi presensi ( https://t.co/XEN7a97m5Z). Nikmati liburannya, hadiah kalian akan segera kukirim. Sampai jumpa di kelas berikutnya.” ⠀
1
0
0
https://t.co/C1kCDhE6id | Permainan pun rampung, membawa kehangatan yang kontras dengan suhu yang tak kunjung menanjak. Ash terhuyung ke sana-ke mari menghampiri meja, lalu menyisip cokelat hangat perlahan. “That was really fun,” ucapnya sambil menatap jauh ke hamparan salju.
⠀ Kaélie tertawa riang melihat pipi-pipi yang memerah oleh salju, sementara tangan-tangan masih menggenggam sekop. “Kalian pejuang hebat,” katanya sambil melambaikan tongkat. “Cokelat panas untuk semua, kita kembalikan dulu suhu tubuh sebelum kembali ke kastel.” ⠀
1
0
0
Alis Ash bertaut saat menimbang apa yang sebaiknya ia taruh pada pucuk bentengnya. Akhirnya, ia memilih mahkota ranting perak. Tanpa alasan, hanya justifikasi bahwa bukankah memang di sanalah mahkota harusnya bersemayam?
1
0
0
Selanjutnya adalah memilih fondasi benteng. Pilihan Ash—untungnya—tak membawanya pada nasib malang. Ia pun membentuk bola salju dengan telapaknya yang tertutup sarung tangan, lalu melemparkannya kepada @01Kusunoki, @decantevole, dan @thepyrokinesis. “Sorry!”
1
0
0
Ia menyingkirkan salju yang menempel pada jaketnya sambil tertawa lepas. “You guys are so brutal,” ia menggelengkan kepala, lalu mengembuskan napas panjang akibat tawanya berlangsung cukup lama.
1
0
0
Terlena oleh keuntungan yang didapatkannya, ia lalu memilih ranting yang tertimbun sebagai dekorasi benteng tanpa berpikir panjang. Sayangnya, hal itu menjadi bumerang berbentuk serangan salju terhadapnya. Beberapa mengenai wajah sebelum dihalanginya dengan tangan.
1
0
0
Dalam tenggat yang sempit, Ash segera berlari menuju celah batu sebagai lokasi bentengnya. Ia tersenyum miring saat pilihannya tidak buruk. “Hoho, merry christmas, folks,” ia pun melemparkan bola salju terhadap @RechtsDelict, @talaiselle @morgenaufield, dan @thecryokinesis.
1
0
0
Di bawah pohon ek yang tak jauh dari tenda, Prof. Dupont menjelaskan aktivitas selanjutnya yang akan dilakukan pada kelas hari itu. Ash mengangguk paham, kemudian mengambil sekop sebagai penyokongnya dalam permainan.
1
0
0
Ia mengulang dua kali dalam menyimpul pita untuk menyatukan mistletoe-nya, pertama kali kurang kuat. Ia mengangkat hasil finalnya ke udara, menatap dengan bangga. “My child,” celetuknya asal, kemudian memasukkannya pada kotak yang disediakan.
1
0
0
⠀ “Ayooo cepat bergegas ke sini! Berbaris!” Kaélie menepuk salju dengan ujung sepatu. “Kita akan bermain The Frozen Fortune. Hadiah tersembunyi di sekitar sini. Pilih area untuk membantu bentengmu. Salah pilih? Jangan kaget kalau salju membalas lebih dulu.” Gundukan salju masih
1
13
0
Dengan sigap, Ash melanjutkan sisa tahap yang tak lebih mudah dari sebelumnya, menurutnya. Ia pun menaruh manik-manik putih pada pertemuan daun mistletoe kreasinya, kemudian tangannya yang bebas mengambil pita merah, dengan susah payah karena mulai lembab.
1
0
0
https://t.co/rnLmTYvHYQ | Mengikuti saran sang profesor, Ash menarik senyum tipis. “That absolutely adds flutters to my grotesque mistletoe. Thank you, Prof,” ia menunjukkan kain flanel yang bertemu di tengah hingga membentuk X, telah dihiasi dengan serbuk perak.
⠀ “Tambahkan sedikit serbuk perak di ujung daunnya,” saran Kaélie sambil menabur tipis. “Anggap saja embun beku.” Tepi danau dipenuhi suara gesekan gunting, tawa kecil, dan obrolan pelan yang menghangatkan suasana. ⠀
1
0
0
Ia mendengus karena panjang flanelnya tak kunjung simetris. “I’m so bad at this, Merlin,” bisiknya, tetapi tak berhenti. Gunting pun lolos dari jari ketika potongan kain sudah memenuhi ekspektasinya, membentur meja dengan dentuman lembut.
1
0
0
Ash melingkar jempol dan telunjuk yang susah payah pada pegangan gunting akibat kaku, gerakannya terhambat oleh tebalnya sarung tangan. Dengan keterbatasan itu, ia memotong kain flanel hijau menjadi potongan lebih kecil sesuai dengan contoh.
1
0
0
https://t.co/Nm0naBWoaY | Kegiatan menghangatkan wajah ditunda seketika. Tangannya bebas dari kantung, mulai mengumpulkan alat dan bahan yang diperintahkan. “Heard, Prof,” ujarnya dengan mata yang melekat pada proses kreasi yang dicontohkan sang pengampu.
⠀ Dia bertepuk tangan ringan. “Sekarang giliran kalian. Ambil dua lembar flanel hijau, selembar kertas perak, dan pita merah.” Ia mencontohkan dengan cepat. “Bentuk daun Mistletoe, tempelkan manik-manik putih sebagai buah, lalu kunci semuanya dengan simpul pita merah, kuat dan
1
0
0
Dipersilakan duduk, Ash mendaratkan tubuh di dekat teko yang mengebulkan asap dari corongnya. Ia membiarkan tiupannya menubruk wajah sebagai upaya menghangatkan dirinya sembari mendengar Prof. Dupont, yang memberikan petunjuk terkait aktivitas kelas hari itu.
1
0
0
Haustorium. 5003
⠀ Kaélie mengangkat dua helai flanel hijau yang saling berpasangan. “Mistletoe itu unik. Ia masih bisa membuat makanannya sendiri, tapi tetap menumpang pada pohon lain untuk air dan nutrisi, karena itulah ia disebut hemiparasit.” Ia tersenyum kecil. “Nah, menurut kalian… bagian
0
1
0
https://t.co/tjknpI3dDi | Tiba dengan kecepatan yang tidak diharapkannya, Ash datang dengan senyum yang terlihat seperti ringisan. “Good morning, Prof. Happy to entertain you,” sapanya, menyembulkan tangan untuk menyapa sebelum memasukkannya kembali ke kantung.
⠀ “Selamat pagi,” sapa Kaélie sambil menahan senyum. “Kalian datang tepat waktu, itu sudah kemenangan besar di musim dingin.” Ia menatap jubah-jubah tebal yang membulat. “Jujur saja… dari kejauhan, kalian barusan terlihat seperti barisan penguin yang sangat bertekad.” Ledeknya,
1
0
0