@Okihita
Sobat Logia
3 years
6b) Poin "orang Indonesia malas" ini susah dipahami kalau belum pernah kenalan atau kerja bareng orang dari negara-maju. Dari aspek niat dan usaha untuk belajar dan produktif, "ambis"-nya Indonesia itu "normal"-nya negara maju. "Normal"-nya Indonesia itu "males"-nya negara maju.
31
134
512

Replies

@Okihita
Sobat Logia
3 years
1) Kurikulum Indonesia isinya 80% trivia-nggak-berguna, karena perancang kurikulumnya ngawur. Menganggap sistem kepolisian kacau? Pendidikan Indonesia 7x lipat lebih kacau. 2) Yang bilang "solusi kemiskinan ya sekolah" itu antara nggak ngerti ekonomi atau nggak ngerti kurikulum.
77
2K
7K
@Okihita
Sobat Logia
3 years
3) Sekitar 90% lulusan S1 di Indonesia itu kualitasnya cuma setara anak SMK. Mereka nggak layak disebut "cendekiawan". Mereka itu cuma: – tukang hitung – operator mesin – buruh lab – kuli dokumen "Cendekiawan" harusnya punya skor PIAAC (PISA untuk dewasa) minimal 1400 dari 1500.
4
141
557
@Okihita
Sobat Logia
3 years
3b) Istilah "sarjana" punya arti "orang pandai", bukan sekadar "orang yang diwisuda/bersertifikasi". Orang bisa jadi sarjana tanpa wisuda/sertifikasi, juga bisa diwisuda tanpa pernah jadi sarjana. Itu kenapa ada jutaan lulusan S1 yang kemampuan komunikasi dan analisisnya rendah.
1
103
473
@Okihita
Sobat Logia
3 years
3c) Kalau ada yang pernah bingung, "Lulusan jurusan S1 saintek/eksakta/STEM kok malah jadi radikal ya?" Itu karena desain kurikulumnya mengajar dia jadi tukang, bukan jadi pemikir. Coba cek daftar mata kuliah yang dia ambil dari 144 SKS. Mana ada matkul "KU4088 Berpikir Kritis"?
@Okihita
Sobat Logia
3 years
3) Sekitar 90% lulusan S1 di Indonesia itu kualitasnya cuma setara anak SMK. Mereka nggak layak disebut "cendekiawan". Mereka itu cuma: – tukang hitung – operator mesin – buruh lab – kuli dokumen "Cendekiawan" harusnya punya skor PIAAC (PISA untuk dewasa) minimal 1400 dari 1500.
4
141
557
5
75
353
@Okihita
Sobat Logia
3 years
4) Bahkan, sampai tahun 2021, kurikulum Indonesia masih dirancang pakai cara pikir 1950-an sebelum ada internet: "Orang pandai adalah orang yang hafal sebanyak mungkin trivia dan bisa jadi ensiklopedia berjalan." Alhasil, anak-anak sekolah dibentuk jadi penghapal RPUL dan kamus.
3
171
596
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Buktinya apa? Ini beberapa hafalan yang kemungkinan besar kamu dulu ingat waktu SD/SMP, cuma sekarang nggak pakai dan lupa: • konversi Celcius ke Reamur • rumus volume bola • perbedaaan daun-tunggal dan daun-majemuk • nama-nama alat musik petik • ibukota negara-negara Afrika
2
51
327
@Okihita
Sobat Logia
3 years
• bahasa Inggrisnya "gayung" • urutan nama planet dalam Tata Surya • 7 satuan pokok SI • total panjang rusuk limas-segiempat • perbedaan adjektiva dan adverbia • nama-nama majas • ukuran standar lapangan basket • perbedaan gurindam dan pantun • Pasal 28E(1) dari UUD 1945
3
34
189
@Okihita
Sobat Logia
3 years
5) Anak-anak yang kuliah pendidikan keguruan [dan kemudian jadi guru PNS] itu, umumnya, bukan karena dia kompeten-mengajar atau bersemangat-jadi-guru, melainkan karena: (a) gagal keterima di jurusan lain, (b) malu sama tetangga kalau nggak kuliah, (c) nggak tau mau ngapain lagi.
7
78
359
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Tentunya ada orang-orang pendidikan keguruan yang beneran kompeten, beneran minat buat mengajar, suka mencerdaskan orang lain, dan bangga menjadi pendidik. Cuma, sebagian besar nggak begitu. Lowongan guru dianggap sebagai pekerjaan-aman dengan gaji-pasti plus beban-kerja rendah.
@Okihita
Sobat Logia
4 years
Menkeu Sri Mulyani mengeluhkan: "Anggaran pendidikan Indonesia itu habis buat menggaji guru-guru yang nggak kompeten." Kalau definisi "korupsi" adalah "habisin uang pajak-rakyat tanpa ngasih timbal-balik yang sepadan kepada rakyat", korupsi terbesar itu dilakukan oleh kaum guru.
593
6K
15K
5
58
263
@Okihita
Sobat Logia
3 years
6c) Rakyat Indonesia males? Apa buktinya? Gimana cara ngukurnya? Cara paling umum dan gampang ya dengan retrospeksi: "Seberapa banyak orang-orang di sekitarku yang mendorongku untuk berkembang, versus seberapa banyak orang di sekitarku yang mengajak aku leha-leha dan hura-hura."
5
110
446
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Contoh pengajaran sains dogmatis: Percaya "Teori Evolusi"? Dasarnya apa? Penemuan fosil dan artefak? Kalau kamu percaya Teori Evolusi secara paleontologis-arkeologis, dalam tret ini gue ngasih 3 "Teori Sumber Fosil". Yang beneran ngerti sains bakal bisa jelasin salahnya-di-mana.
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Evolusi itu aslinya cuma akal-akalan Charles Darwin aja lho. Kalau kamu percaya manusia purba, artinya kamu percaya bahwa manusia itu asalnya dari monyet atau ikan. Fosil dan artefak itu ya sesungguhnya cuma benda-benda yang ditanam/diletakkan oleh Tuhan untuk menguji iman kita.
27
69
245
4
26
138
@Okihita
Sobat Logia
3 years
6) 90% pelajar Indonesia itu malesnya setengah mati. Ini salah satu alasan kenapa orang-orang yang mampu sekolah, setelah lulus pun, produktivitasnya rendah dan tetap miskin. Saking malesnya pelajar Indonesia, rajin itu dianggap sebagai perilaku-tidak-wajar dan dilabeli "ambis".
Tweet media one
5
112
415
@Okihita
Sobat Logia
3 years
(Sorry All, point #6 was missing. Didn't know why. Twitter's technical problem prolly. I reposted it here for the sake of thread coherence.)
1
2
39
@Okihita
Sobat Logia
3 years
7) Di Indonesia, sains diajarkan secara dogmatis (i.e. "pokoknya terima aja dan dihafal aja, rumusnya langsung dipakai aja"). Ini bertolak belakang dengan tujuan sains itu sendiri, yaitu upaya untuk menggambarkan realita seakurat mungkin sembari memahami cara kerja alam semesta.
Tweet media one
2
37
174
@Okihita
Sobat Logia
3 years
(Sorry, point #7 was missing again from the thread. Twitter threading feature is having some bugs. I reposted it again. If my thread seems jumping again, please read from the web version.) ––––– 7 main points done. Below, there will be QA sessions, notes, and more elaborations.
1
5
23
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Solusinya apa? Tergantung keadaan ideal yang diharapkan itu kayak gimana. Toh dengan keadaan pendidikan amburadul kayak gini pun, Indonesia tetap ada—belum bubar kayak Uni Soviet. Orang-orangnya tetap pacaran, nonton sinetron dan teve, bisa nongkrong dan jajan, dan hidup santai.
@dnshlhssf
ibu ubi
3 years
@Okihita Terus apa solusimu? Berpikir kritis itu outputnya problem solving, jika hanya mencari kelemahan sepertinya tidak pernah habis meskipun kurikulum hampir tiap tahun berganti.
9
0
20
3
19
60
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Mata-pencaharian itu bukan cuma kerja kantoran. Kerja kantoran itu menang gengsi aja. Dianggap berstatus-sosial tinggi soalnya penampilannya rapi. Pengusaha mikro—mis. yang jualan pakai gerobak atau jadi reseller barang—itu penghasilannya lebih tinggi ketimbang tipikal karyawan.
2
29
105
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Kamu itu aneh banget lho. 100% dari orang-orang yang bilang "nggak semua orang punya kesempatan" itu adalah orang yang malas cari peluang—dan orang yang jarang ngobrol sama orang di sekitar. Kamu kemungkinan besar nggak kenal Ketua RT dan nggak tau pekerjaan minimal 20 tetangga.
2
30
92
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Tuh 'kan, kamu itu cuma tahu bahwa "kerja ya di kantor". Gini deh, pakai ini sebagai rule-of-thumb ya: Orang yang menganggap satu-satunya pekerjaan adalah jadi karyawan—dan menganggap cara cari kerja cuma lewat semacam JobStreet—itu nggak akan maju dan berkembang dalam hidupnya.
1
19
94
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Gini ya mikirnya: Kalau tujuannya adalah menyejahterakan-diri secara material, tujuan kamu itu harusnya cari uang, bukan cari kerja. Uang itu didapat dari mana? Orang yang awam dan malas cari informasi akan menjawab, "Ya dari gaji bulanan." Udah. Mentok di situ doang jawabannya.
1
31
96
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Karena dia awam dan cuma kepikiran "kalau bukan dari gaji-bulanan, aku nggak mungkin dapat uang", orang itu akan menggunakan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk mencari cara supaya diterima oleh pemberi-gaji-bulanan (kantor, lembaga, atau Negara). Ini cara yang lambat, berbelit.
1
16
54
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Uang itu ada di mana? Uang itu ada di sekitar kamu. Coba kira-kira (guesstimate) jawaban pertanyaan ini: "Dalam radius (a) seratus-meter dan (b) satu-kilometer dari tempat tinggal kamu sekarang, jumlah total uang kira-kira ada berapa? Baik uang tunai maupun yang dalam-rekening."
1
15
43
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Berapa hasil hitungan kasarnya? Apakah 10 juta? 50 juta? 100 juta? 10 miliar? 50 miliar? 100 miliar? Pertanyaan kedua: Coba guesstimate lagi, seluruh mutual kamu di semua SNS (sosmed) kira-kira lagi punya uang berapa? Nggak usah ditanyain langsung, dikira-kira aja terus ditotal.
Tweet media one
1
16
34
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Kenapa perlu di-guesstimate? Biar dapat pemahaman bahwa, di sekitar kamu dan di sekeliling kamu, uang itu ada banyak. Tinggal mikirin cara dapetinnya. Tentunya bukan dengan cara ngerampok. Cara dapetin uangnya: Cari barang/jasa apa yang dibutuhin orang-orang yang kamu kenal itu.
1
19
53
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Kalau mau sejahtera dengan cepat, cara yang efisien dan efektif itu ya wirausaha. Cari apa yang laku atau dibutuhkan orang sekitar, lalu sediakan barang/jasa yang sesuai. "Apa yang dibutuhkan orang-orang" ini berbeda tergantung wilayah, corak konsumsi, dan kebiasaan orang-orang.
1
19
51
@Okihita
Sobat Logia
3 years
"Lo 'kan nggak kenal orang miskin." Kenalan dulu ya. Gue dari Nganjuk (sekampung sama Billie Eilish dan Kekeyi). Kecilnya di rumah gini. Mainnya ya sama anak-anak kampung. Kuliahnya beasiswa. Pas kuliah, ratusan jam ngasih makan, obat, dan binaan ke komunitas anjal dan pemulung.
@Okihita
Sobat Logia
6 years
Bet you haven't seen how a house from '70s rural Java looks. This is a typical one, from my childhood neighborhood in East Java (64451). It had been originally 100% wooden before the sides and the front porch were fortified by clay bricks in late '80s, as narrated by my grandma.
Tweet media one
2
9
31
5
17
53
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Pakai toilet jongkok selama 20+ tahun? Iya. Pakai gayung hati selama 20+ tahun? Iya. Ngupas salak? Bisa. Main ke sawah, nangkepin ular? Been there. Numbuk kaca buat benang-layangan? Done that. Jajan pentol? Sering. Pelihara ayam warna-warni? Iya. Bikin kandang ayam sendiri? Iya.
2
13
42
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Sekolah di SD, SMP, SMA negeri? Iya. Sekolah naik sepeda? Iya. Kuliah beasiswa? Well, kinda. Tinggal di kamar 300 ribu sebulan? Bertahun-tahun. Bioskop? Baru ngerasain waktu kuliah. Mudiknya naik kereta, barang-barangnya ditaruh di kardus mie instan soalnya nggak ada koper? Iya.
3
9
44
@Okihita
Sobat Logia
3 years
SMA, jadi tutor bahasa Inggris buat SMP. Kuliah, sempat jadi pengajar les ngoding. Banyak lah kegiatannya. Cuma, yang mau disorot: Punya pengalaman ratusan jam turun ke jalan buat kenalan, ngasih makanan dan obat ke pemulung dan gelandangan di sekitar. Juga, ngajar anak jalanan.
1
13
44
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Ini beberapa hasil pengamatan dari menjadi miskin-desa, bergaul dengan orang miskin-desa, dan berusaha mengajak dan membina orang miskin-kota supaya tidak miskin: 1) MAU DI KAMPUNG KEK MAU DI KOTA KEK, SEBAGIAN BESAR ORANG MISKIN ITU MASA BODO DAN NGGAK PUSING MIKIRIN KEMISKINAN
4
123
362
@Okihita
Sobat Logia
3 years
1b) Kalau kamu cuma baca dan nonton kehidupan orang berpenghasilan-rendah dari acara "Bedah Rumah", "Jika Aku Menjadi", atau artikel KitaBisa, kamu akan punya pemahaman yang JAUH MELENCENG tentang "hidup orang miskin". Perhatikan MV "Jika Aku Menjadi" ini
1
11
82
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Di video itu kamu cuma dilihatin kegiatan populasi-lansianya doang. Kenapa? Karena "Jika Aku Menjadi" itu jualan rasa iba. Biar banyak yang nonton, supaya ratingnya naik, supaya slot iklan teve-nya (yang seharga jutaan per detik) laris. Lansianya disyuting, anak mudanya ngapain?
1
16
85
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Anak mudanya itu ya main-main: - pacaran seharian - main kartu - gitaran lagu pop - main kelereng - mancing cari belut - main bola seharian - nonton TV - main ke rental PS Nggak ada kasihan-kasihannya sama sekali. Mereka itu bakal bingung, "Kenapa orang kota ngasihanin kita ya?"
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Cek para anak muda (16–30) di populasi itu kegiatannya ngapain, dari jam 6 sore sampai 11 malam. Setiap hari, selama Senin-Minggu, selama sebulan. Kenalan sampai kamu tahu nama mereka dan mereka tahu nama kamu. Ikut nongkrongnya. Ikut percakapannya. Ikut makannya, ikut minumnya.
4
4
22
4
46
164
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Atas nama Poseidon: Orang desa itu hidupnya hepi-hepi aja kok. Sebagian besar dari "kemiskinan" itu cuma konsep di dalam kepala orang-orang kota yang kecanduan uang. Kalau nggak kebayang "hidup di desa" itu kayak gimana, coba nonton Midsommar. Itu penggambaran yang lebih akurat.
@Okihita
Sobat Logia
3 years
Until now, most humans have been living in villages—or communes. They live in simple houses without internet. They share happiness, they share sadness. Sometimes they hold banquets or parties. They take care of their elders with love. Do you think these people "live in poverty"?
Tweet media one
Tweet media two
Tweet media three
Tweet media four
2
4
20
3
24
135
@Okihita
Sobat Logia
3 years
1c) Orang-orang kampung itu, bangun tidur, bukan mikir, "Aduh hidupku menderita sekali dengan penghasilan tahunan di bawah USD 100.000," dan terus kepikiran sampai tidur lagi. Mikirnya sehari-hari ya: "Mancing ah." "Wah tetangga cakep juga." "Mampir mau nonton TV ke rumah X ah."
4
45
174
@Okihita
Sobat Logia
3 years
1d) Anak-anak jalanan kota (biasanya anak pemulung, pengemis) juga mirip. Kegiatannya apa? Kalau nggak lihat sendiri, kamu nggak akan percaya anak-pemulung itu kegiatannya: - main warnet atau FB - ngerental PS3 - main DotA / Point Blank - minum-minum Amer - beli lem buat dihirup
1
16
68
@Okihita
Sobat Logia
3 years
2) Sebagian besar orang berpenghasilan-rendah itu tidak tertarik mengakumulasi harta maupun membeli barang-barang mahal. Bagi orang berpenghasilan-rendah, pengeluaran untuk iPhone, laptop 10-jutaan, jam tangan, Starbucks, kaos/baju ori, jalan-jalan ke Singapura, itu super-boros.
2
22
78
@Okihita
Sobat Logia
3 years
2b) Orang penghasilan-rendah itu memandang orang penghasilan-tinggi sebagai: - boros - berlebihan - konsumtif - kecanduan harta - nggak bisa cari barang murah - menghambur-hamburkan uang Kamu akan sulit ngerti ini kalau nggak bergaul-langsung sama anak-anak jalanan di perkotaan.
4
31
146