RT @barengwarga: Dapet kabar dari warga, ini serius RKUHAP mau disahin dadakan secepet itu anjir? Lebih cepet lagi dari jadwal yang kemaren….

Kalian pernah bayangin tanah kalian dihancurkan oleh ekskavator yang dikendarai tentara bersenjata?. Itu yang terjadi di Merauke. Hutan Papua berukuran setengah negara Belgia terancam PSN food estate tebu . Warga juga bahkan tidak diberi ruang untuk menolak proyek tersebut

RT @geckoproj: 🚨 VIDEO BARU: Presiden Prabowo menerjunkan TNI bersenjata lengkap untuk food estate di Papua. 🌾 Proyek ini digadang untuk k….

Hari ini genap 27 tahun Biak Berdarah (6 Juli 1998). 8 orang Papua tewas, 37 luka-luka, 150 ditahan sewenang-wenang, 32 mayat misterius mengambang di perairan Biak. Perempuan dan anak Papua juga mengalami perkosaan dan penyiksaan secara seksual oleh para tentara.

Kelakuan rezim kolonialis. Datang ke tanah orang. Rampok tanah, rampok hutan, rampok air. Tangan-tangannya aktif merusak dan merampas, moncongnya sibuk propaganda "asing memecah belah bangsa".

RT @RohingyaRCP: Unfortunately, donations have dropped off!. Every bit is a lifeline to feed Rohingya families in this critical situation,….

Dari jurnalis Tempo, sampai mahasiswa Papua di Bali dan Surabaya. At this point, teror bangkai hewan semacam ini bukan lagi kebetulan atau sebatas ulah orang tidak dikenal. Ini teror kekuasaan yang udah dirancang buat membungkam rakyat lewat ancaman pembunuhan.

Akses bantuan makanan diblokade, antre makanan ditembakin tentara Zionis, dapet makanan, makanannya cacingan dan berjamur. Seumur hidup gak pernah kebayang bakal melihat, dengan mata kepala sendiri, satu bangsa didehumanisasi segini parah. Evil, just pure evil.

#MenolakLupa.

RT @txtdrbekasi: Demo di depan Kantor Walikota hari ini

TW: Rape, sexual violence. Mengingat tragedi Biak Berdarah di Papua (6 Juli 1998). Tineke Rumakabu, seorang penyintas peristiwa kejam itu, bersaksi di Universitas Sydney soal kekejaman tentara. Tentara memperkosa perempuan Papua, memotong payudara dan alat kelaminnya

Dosa kemanusiaan paling besar adalah membiarkan genosida seakan jadi "new normal". Setiap hari footage orang Palestina dibantai sampai dibakar lewat timeline, tapi yaudah, semua seakan berlalu aja. Society makin desensitized, sementara mesin pembunuh Zionis kerja setiap hari.

Kalian tahu yang lebih jahat lagi?. Fadli Zon bukan hanya mengerdilkan suara korban perkosaan & kekerasan rasial 98, dia juga menyebut itu framing asing buat memecah belah bangsa. Jelas, kan? Penulisan ulang sejarah ini bukan buat jujur, tapi menulis narasi sesuai selera penguasa.

"Tone positif & tidak memecah belah bangsa". Buat ku, penulisan ulang sejarah ini udah jelas bukan atas dasar kejujuran, tapi buat menulis sesuai selera penguasa. Tidak memecah belah itu ilusi. Karena narasi persatuan itu ditulis lewat menyingkirkan suara korban kekerasan negara.

Polisi bunuh anak SMK, kasusnya direkayasa buat fitnah anak SMK terlibat tawuran, sekarang temen polisinya menghalangi saksi kunci buat melindungi pembunuh anak SMK. Oknum? Bukan! . Emang institusinya aja korup dan sarang bandit!.

Menulis ulang sejarah dengan "tone positif" bukan hanya upaya buat menghapus dosa kekerasan negara, tapi juga menyangkal keadilan bagi korban. Dari korban kejahatan HAM di Aceh, Papua, hingga tragedi 98, & sebagainya. Mereka semua tewas dibunuh negara lewat kekuatan militeristik.

Dan kekhawatiran warga sipil itu terjadi. Udah dibilangin pengesahan UU TNI itu baru permulaan. Setelahnya tentara bakal semakin gencar melakukan intimidasi buat memukul mundur gerakan sipil. Ini bukan lagi bahaya laten, bahaya militerisme nya udah jelas depan mata.

Udah jelas kan arahnya ke mana?. Di KUHP baru jurnalis bisa dikriminalisasi karena dianggap menyerang kehormatan presiden atau menghina lembaga negara. Lebih konyol, bisa dituduh menyebarkan komunisme. Ingat Budi Pego, pejuang Tumpang Pitu, dikriminalisasi dengan dalih yang sama.

RT @ZohranKMamdani: My statement on Donald Trump's threat to deport me and his praise for Eric Adams, who the President "helped out" of leg….

Mendukung opresor bangsa Palestina sementara bangsanya sendiri ditindas atas nama NKRI harga mati sama aja mengkhianati penderitaan bangsa sendiri. Sama seperti orang sini yang dukung Palestina, tapi rasis sama pengungsi Rohingya & orang Papua. No one is free until we're all free.