Cukup Rafa, Eli, dan Raven saja pemain diaspora muda yang main di sini, jangan Ivar. Dia itu aset masa depan kita

Satu kemenangan. Tapi dua kemenangan dari pelatih setelahnya pun, jauh lebih buruk. Walaupun lolos dari ronde 3 ke ronde 4 tapi endingnya, sad

Jangan sampai mereka hilang, karena merasa seperti menjadi pemain bintang, atau superstar. Mungkin itu saja kritikan gue pada PSSI dan jajaran-jajarannya.

Jangan ujung-ujungnya, bergantung pada diaspora. Karena mereka ada batasnya. Sedangkan kita, siap nggak siap, mau nggak mau, harus terima kekalahan ini. Dan PSSI sendiri, beserta I league harus lebih giat lagi membentuk kompetisi usia dini, dan tanamkan filosofi yang sesuai.

AFF u-23, udah berakhir. Dari apa yang kita nilai, ini lebih ke uji coba. Dan melihat kualitas pemain lokal, untuk level Asia belum menjanjikan. Makanya evaluasinya adalah, bentuk kompetisi usia dini yang terstruktur.

Kalaupun nggak lolos, berikan saja apresiasi. Dan kalau lolos, euforia tolong jangan berlebihan.

Padahal ramalannya belum tentu benar. Kan sepak bola ini random, bisa diprediksi dengan tepat, bisa salah prediksinya. Jadi saran gua, jangan terlampau percaya dengan ramalan. Persiapkan diri, mental, dan kecilkan ekspektasi.

Di tik tok itu, kebanyakan suporter Timnas pada percaya ramalan. Ramalan Gus Dur lah, ramalan ahli tarot, bahkan prediksi random.

Serba salah jadi fans Indonesia. Kalau kalah, dihujat setengah mampus itu pemainnya. Terus dikata-katain lagi, lu itu awam, mending diam, anj!

Jangan pernah mencari kambing hitam, hanya untuk masalah ini. Inilah pentingnya, kita untuk sadar diri. Jangan pernah berekspektasi tinggi, sekalipun lemah ataupun kuat lawanmu. Lihatlah mereka dengan waspada, tapi tidak pernah meremehkan

Karepmu Pak tua, terserah

SELESAI TUH MADRID 😜😜😜PART 2

Paling juga babak belur tuh Arsenal di semifinal

Karepmu Pak tua

Kalau pemain Kita sekelas Brazil, Jerman, Spanyol. Atau Jepang, boleh lo ngomong gitu. Tapi kita ini medioker yang lagi naik, jadi nggak bisa kita dapatkan semuanya. Lu kira bikin candi dalam satu malam?

Dia emang orang asing, dan bukan warga negara Indonesia juga, nggak terlalu fasih bahasa Indonesia, tapi setidaknya mau berkorban untuk bangsa ini. Tapi dengan hadirnya pernyataan itu, itu sama kayak kita merendahkan martabat dia sebagai orang yang pernah berjasa pada kita

Ada orang ngomong, STY itu bukan aset negara, dia itu, kesannya kayak orang asing yang nggak berdampak apa-apa. Kalau gue iyain, memang benar. Tapi kesannya lu kayak nggak ngehargain dia, sesimpel itu!

@PSSI Tambahan lagi, kenapa ekspektasi kita melambung tinggi? Ya karena diaspora. Yang makin hari, makin bertambah!

Dan yang terakhir, minimal naikin ranking dulu lah. Baru kemudian, berpikir ke piala dunia. Emang agak nyesek sih, tapi mau gimana lagi coba? Nasi udah jadi bubur. Nikmatin aja udah proses restart ini dari awal lagi. Dear @PSSI

Dua, katanya sih nggak ada target dari federasi bukan? Kan target awalnya itu dengan pelatih yang lama, itu kan naikin ranking. Mungkin dengan keputusan yang lucu ini, Mereka ingin merestart ekspektasi netizen dari nol lagi.