Nih, yang dari kemarin penasaran mau baca buku-bukunya Pak Prabowo. Baca aja di sini, bisa diunduh juga PDF-nya.

Intinya, Sekolah Rakyat memastikan semua anak bisa sekolah, Sekolah Garuda memastikan anak Indonesia bisa bersaing di dunia internasional. Dua-duanya saling melengkapi, satu membangun dari akar, satu lagi menumbuhkan ke langit.

there is down bad, and then there is down bad.

Sekolah Rakyat: - Didirikan dari semangat gorong royong masyarakat untuk anak-anak yang sebelumnya tidak bisa sekolah karena faktor ekonomi. - Tanpa seleksi ketat, semua anak bisa daftar, bahkan yang putus sekolah. Selama keluarganya masuk ke dalam desil 1 dan desil 2. - Fokusnya

Apa bedanya Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat? Sekolah Garuda: - Didesain langsung oleh pemerintah pusat sebagai sekolah berasrama dengan fasilitas modern dan kurikulum berstandar internasional. - Penerimaannya melalui seleksi nasional, mencari anak-anak paling potensial dari

Pemerintah telah resmi memperkenalkan Sekolah Garuda di 16 titik, di seluruh Indonesia.

Frosted outside. Citrus inside.

Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) merupakan bagian dari agenda prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan kesehatan masyarakat sebagai pondasi utama pembangunan nasional. Melalui program ini, pemerintah berupaya memastikan masyarakat memiliki akses

Menurut Qodari, program CKG merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam bidang kesehatan masyarakat. Program ini dirancang untuk membantu masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis dan menyeluruh,

“Saat ini sudah 36 juta jiwa masyarakat Indonesia memanfaatkan program CKG,” ujar Qodari usai meninjau pelaksanaan program tersebut di SMA Negeri 1 Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Republik Indonesia Muhammad Qodari menyampaikan bahwa sebanyak 36 juta warga Indonesia telah memanfaatkan layanan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) guna mendeteksi kondisi kesehatan mereka sejak dini.

36 Juta Warga Ikut Program Cek Kesehatan Gratis, Inisiatif Presiden Prabowo Subianto Dukung SDM Sehat

Dari Distrik Bupul, pesan harapan itu kini menyebar, bahwa kesehatan preventif yang inklusif adalah pondasi utama membangun manusia Indonesia seutuhnya, di mana pun mereka berada.

Kehadiran program ini menjadi wujud nyata bahwa negara tidak hanya hadir di pusat kota, tetapi juga hadir hingga di batas negeri, tempat di mana akses kesehatan dulunya dianggap mustahil.

Program Cek Kesehatan Gratis kini telah menjangkau jutaan peserta di seluruh Indonesia dan menargetkan 40 juta penduduk hingga akhir 2025. Model ini juga sejalan dengan praktik negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Swiss, yang menempatkan pemeriksaan kesehatan rutin

Program ini bukan hanya membantu mendeteksi penyakit lebih awal, tetapi juga menjadi strategi pemerintah untuk menghemat biaya kesehatan nasional, meningkatkan produktivitas masyarakat, serta memperpanjang usia harapan hidup warga Indonesia.

Dengan edukasi dan pendampingan rutin, masyarakat diharapkan dapat menekan risiko penyakit tersebut sejak dini.

Melalui pendekatan promotif dan preventif, warga didorong untuk memahami pentingnya deteksi dini serta menerapkan pola hidup sehat. Data menunjukkan, hipertensi menjadi penyakit terbanyak kedua yang terdeteksi di Bupul.

Hingga Juli 2025, sebanyak 764 warga dari 12 kampung di Distrik Bupul telah memanfaatkan layanan CKG, sekitar 21,2 persen berasal merupakan warga setempat. Di tengah keterbatasan infrastruktur, capaian ini menjadi bukti bahwa akses kesehatan kini semakin merata, bahkan di wilayah

Melalui pemantauan rutin dari tenaga kesehatan lewat program CKG, kondisi Frederikus kini berangsur membaik. Ia menjadi contoh nyata betapa bermanfaatnya pemeriksaan kesehatan preventif yang kini menjangkau hingga pelosok negeri.

Salah satu kisah datang dari Frederikus Jesly Maijai (21 tahun), mantan atlet PON Papua 2020 yang sempat harus menghentikan mimpinya karena terdiagnosis Tuberkulosis (TBC).

Langkah ini menandai perubahan besar dari sistem kesehatan yang sebelumnya berfokus pada pengobatan (kuratif) menjadi pencegahan (preventif).

Diluncurkan pada Februari 2025 dengan alokasi anggaran Rp3 triliun, program ini menyasar bayi, balita, ibu hamil, hingga masyarakat umum. Layanannya mencakup pemeriksaan tekanan darah, kesehatan jantung, mata, hingga kesehatan jiwa.