–Dua mayat dalam koper dalam sepekan– Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) membunuh RM (50) karena kesal korban terus mendesak minta dikawini. Arif kemudian menjejalkan korban ke dalam koper, lalu bersama adiknya, Tofik, membuang mayat tersebut di pinggir Jalan Inspeksi Kalimalang,…

Arif dan korban merupakan rekan sekerja. Arif baru menikah, sedangkan korban sudah cerai. Keduanya diam-diam menjalin hubungan khusus. Diakui oleh Arif, pada Desember 2023 ia dan RM berkencan dan bersetubuh.

Namun, rupanya RM mendesak Arif untuk menikahinya. Padahal pria itu sendiri sudah beristri dan akan melangsungkan resepsi pernikahan dalam beberapa hari ke depan. Cekcok pun terjadi hingga akhirnya Arif membentur-benturkan kepala RM ke tembok lalu mencekiknya 10 menit lamanya.

Korban tewas karena itu. Sesudahnya pelaku jadi panik. Ia menggasak uang yang ada pada korban lalu keluar hotel untuk membeli koper untuk menyingkirkan jasad korban. Koper pertama yang dibelinya ternyata tidak muat, sehingga ia keluar lagi untuk membeli yang lebih besar.

Tubuh korban dimasukkan ke dalam koper tanpa dimutalasi, melainkan ditekuk sedemikian rupa. Selanjutnya pelaku pergi ke daerah Bitung, Tangerang untuk menemui adiknya, Aditya Tofik Qurrahman. Dari sanalah keduanya pergi ke Bandung dan berhenti di Bekasi untuk membuang mayat…

Resepsi pernikahan pelaku akan berlangsung di Palembang pada Ahad (5/5). Namun pelaku tidak buru-buru berangkat. Ia masih sempat setor muka ke kantor, bekerja seperti biasa sekaligus sebagai upaya mengelabui penyelidikan di kemudian hari.

Sebagian uang hasil kejahatan kemudian disetorkan oleh pelaku kepada ibunya. Lalu ia berangkat ke rumah istrinya, LS (27) di Palembang. Beberapa hari kemudian pelaku meminta ibunya kembali mentransfer uang yang diberikan sebelumnya untuk biaya pernikahan. Lalu pelaku mentransfer…

Akan tetapi pelarian Arif hanya berumur pendek. Pada Rabu (1/5) polisi meringkusnya saat ia sedang tidur pulas di rumah istri. Penangkapan pelaku tentu menjadi pukulan telak bagi LS beserta pihak keluarga. LS sendiri baru saja ditinggal mati ibunya bulan Maret lalu.

Pihak keluarga LS menyatakan, resepsi pernikahan itu rencananya cuma acara sederhana. Masak-masak keluarga tanpa katering lalu mengundang keluarga, tetangga, dan kerabat terdekat. Kebetulan, kedua orang tua LS sudah meninggal.

Sebelumnya pun tidak ada pembicaraan sedikit pun mengenai Arif akan menyumbang uang berapa. Semua terjadi begitu saja. Kata LS, ia kaget saat menerima transfer sebesar Rp 29 juta.

Begitu tahu kejadian sebenarnya, LS segera mengembalikan uang di rekeningnya kepada polisi sebagai barang bukti. Resepsi pernikahan itu pun otomatis batal.

Kedua pelaku, Arif dan Tofik kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Arif sendiri dijerat dengan Pasal 365 tentang pencurian dengan kekerasan, pasal 338 tentang pembunuhan, dan pasal 339 KUHP tentang pembunuhan dengan pemberatan, dengan ancaman maksimal 20 tahun.

Meski pada awalnya pembunuhan ini terkesan sudah direncanakan, polisi melihat sebaliknya. Pembelian koper yang dilakukan setelah pembunuhan agaknya menjadi pertimbangan untuk tidak menerapkan pasal 340 kepada tersangka Arif.

Sementara itu pada Jumat (3/5) ditemukan mayat dalam koper dekat sebuah jembatan di Jimbaran, Bali. Pelakunya, Amrin Al-Rasyid Pane (20) dengan korban wanita berinisial RA (23), seorang PSK online. Pelaku membunuh karena kesal RA minta uang lebih banyak dari jumlah yang…

Kejadian ini bermula ketika Amrin menggunakan aplikasi online untuk mendapatkan PSK. Ia lantas kecantol dengan RA, seorang single fighter asal Bogor yang baru mendarat beberapa hari di Bali. Kabarnya RA masih pemula.

Obrolan dan tawar menawar harga pun terjadi. Setelah SSI alias speak-speak iblis, akhirnya keduanya bersepakat kencan dengan tarif Rp 500 ribu. Korban lalu datang ke tempat kos pelaku dan keduanya segera terjebak cinta berdurasi singkat.

Selesai kencan, ternyata RA minta bayaran lebih. Pelaku jelas menolak. Akan tetapi RA ngotot diberi bonus, bahkan tak sungkan mengancam akan memanggil teman lelakinya ke TKP.

Hal itulah yang membuat Amrin gelap mata. Pemuda itu lekas ke dapur untuk mengambil pisau lalu menggorok leher serta menikam teman kencannya berulang-ulang.

Setelah RA tewas, Amrin segera mengambil koper lalu memasukkan jasad korban. Karena tidak muat, ia tekuk leher wanita itu sampai patah. Kalau dipikir-pikir, harga sebuah koper size M merk standar berkisar Rp 600-800 ribu. Lain cerita jika mereknya macam Lojel apalagi Tumi atau…

Kemudian Amrin membawa koper tersebut dan membuangnya di semak-semak. Ia kabur ke tempat kos saudaranya sebelum dinasihati untuk bergegas menyerahkan diri. Karena perbuatan tersebut, Amrin dijerat dengan pasal 338 subsidair 351 ayat (3) KUHP dengan ancaman 7 tahun penjara.

Sebagaimana mengecor jasad korban, menghilangkan bukti dengan koper bisa jadi akan terulang dalam kasus-kasus kemudian. Metode ini pernah digunakan pada 2019 dalam dua pembunuhan yang terjadi di Blitar dan Bogor. Bahkan pada 2014 silam hal serupa juga terjadi dalam kasus…

Tambahan: Ada yang keberatan dengan keterangan pelaku Arif soal berhubungan seks dengan korban. Itu bisa dimaklumi. Tapi, polisi, apalagi sekelas Dirkrimum Polda menyatakan demikian mesti berdasarkan fakta pemeriksaan/penyelidikan. Mereka pun tidak akan percaya dengan gampang…