@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
A common misconception about scholarship applications is that your essays mean the world and will determine whether you get the scholarship or not. They don’t. (This may or may not become) a thread (in Indonesian) 🧵
19
467
2K

Replies

@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Kayanya banyak banget orang (dan akhirnya individu/organisasi yang mencari uang dari situ — seperti “bimbel beasiswa” dkk.) yang fokus banget soal esai untuk daftar beasiswa. Nggak jarang penerima beasiswa jual jasa atau dimintain tolong untuk review esai. (1/n)
1
2
26
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Kadang ada orang yang mendedikasikan mungkin beberapa bulan untuk ngotak-ngatik esai, minta esai orang lain buat dibaca, atau minta orang lain bacain esainya. Tentu ini dibarengin sama ngejar LoA dan skor Bahasa Inggris. (2/n)
1
0
13
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Sampe ada yang jual jasa beginian dengan harga mahal banget…dan kayanya laku deh, karena institusinya diakuisisi sama institusi yang lebih besar lagi. Padahal, yang butuh banget beasiswa itu kan mayoritas nggak punya uang ya. Buat bayar IELTS juga udah berat banget. 😵‍💫 (3/n)
Tweet media one
Tweet media two
2
12
53
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Esai yang bagus itu kaya gimana sih? Baik yang formatnya personal statement maupun jawab pertanyaan (kayak Chevening), kuncinya sama kok: 1. Grammatically correct ✅ (Ini nggak terlalu susah. Ada Grammarly, bisa di-proofread dan/atau di-edit temen) (4/n)
1
18
85
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
2. Mengikuti kaidah kepenulisan (diajarin juga dalam Bahasa Indonesia jaman SD). Sebaiknya tiap paragraf punya kalimat utama terkait pokok pembahasan, dan kalimat pendukung. (5/n)
1
2
37
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Kaidah kepenulisan lain yang bisa dipelajari mungkin Situation-Task-Action-Result (STAR), di mana kamu bisa jelasin situasi yang kamu hadapi, apa yang harus dicapai, kamu ngapain aja, dan hasilnya gimana. Ini bisa dipakai buat cerita soal pengalaman kerja, kepemimpinan, dsb (6/n)
1
5
112
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Soal nulis ini tentu lebih susah, tapi bisa dipelajari karena ada banyak sumber daya di luar sana. Yang ketiga sih yang paling susah, yaitu… (7/n)
1
0
12
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
3. Esai itu harus otentik, seperti kita sedang bercerita dengan orang lain. Apa sih cita-cita kita? Apa pengalaman kita? Kenapa kita perlu sekolah lagi? Esai itu fungsinya ‘cuma’ sebagai perwakilan diri kita di mata pemberi beasiswanya. Mereka mau kenal sama kita. (8/n)
1
13
86
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Itulah kenapa ‘nyontek’ esai orang lain mungkin nggak terlalu ada gunanya, karena setiap orang itu berbeda. Kalau kamu cuma cerita yang standar-standar aja dan seperti “terlatih” buat ngomong itu, mungkin kamu jadi sama dengan ribuan pendaftar beasiswa lainnya. (9/n)
1
2
29
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Begitu juga soal cita-cita. Tentu kamu punya cita-cita yang “sangat kamu”, yang orang lain nggak punya — dan mungkin cuma kamu yang tau cara merealisasikannya karena itu keahlian kamu. Atau, mungkin kamu pernah alami masalah saat kecil dan kamu sekarang punya solusinya. (10/n)
1
3
32
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Esai itu harus bisa menjadi penyambung lidah — meneruskan cerita dan yang membuat kamu pantas dapat beasiswa yang kamu mau. Beasiswa itu kayak tempat kerja. Cocok-cocokan. Setiap beasiswa “karakter”-nya beda (nanti dilanjut di bawah soal ini 😌) (11/n)
1
2
25
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Satu anekdot yang saya nggak bosen untuk ceritain adalah bahwa esai leadership @kangmasadi yang membuatnya memperoleh beasiswa Chevening adalah soal pengalaman beliau menjadi kepala keluarga. Itu otentik dan spesial banget, kan? Nggak harus soal jadi Founder of XYZ… (12/n)
1
13
63
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Bakal susah banget kalo kita hanya berkutat soal esainya aja. Persiapan mau cari beasiswa itu lama dan bertahun-tahun. Bukan nulis esai dan skor Bahasa Inggrisnya yang lama, tapi pilihan-pilihan hidupnya. Termasuk pilihan jenjang karier, organisasi, dan lainnya. (13/n)
1
6
40
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Membicarakan kisah hidup dengan jujur jauh lebih mudah dibanding menulis dengan kosa kata pretensius di mana kamu kehilangan autentisitas, hanya karena kamu *pikir* esai *harusnya* kayak gitu. What makes you, you? Before you start writing, you need to find that out 🤗 (14/n)
1
13
88
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Terakhir, setiap beasiswa mencari “orang” yang berbeda. Beasiswa Chevening biasanya ditujukan kepada profesional yang dirasa bakal jadi “pemimpin” di Indonesia untuk bidang keahliannya. Makanya, pengalaman kerja dan juga keahlian spesifik jadi penting. (15/n)
1
2
33
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Gue udah pengen daftar Chevening dari SMA (7 tahun sebelum daftar) 🥲 Jadi, pas kuliah gue sering ikut kegiatan British Council, lalu memilih kerja di perusahaan FMCG (nyambung sama rencana S-2). Selain itu, sejak kuliah gue udah nyicil belajar IELTS online gratisan 🥲 (16/n)
2
5
20
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Beasiswa Australia Awards (AAS) biasanya ditujukan untuk orang yang kerja di pemerintahan (ASN & non-ASN), dosen/guru, dan yang berkarya di Indonesia Timur. Menurut gue, beasiswa ini bagus banget karena ada proses persiapan keberangkatan (termasuk buat bagusin IELTS). (17/n)
1
4
33
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Suami gue dulu AAS, tapi dia emang memulai karier di pemerintahan. Selain itu, bidang yang digeluti memang jadi prioritas beasiswanya. Persiapan juga lama. Kalo gue mah udah 3x daftar nggak keterima-keterima 🥴 Mungkin ya karena memang profil & bidangnya nggak cocok. (18/n)
1
1
17
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Kalau LPDP gue kurang tau sih saking banyaknya penerima beasiswa dan profilnya macem-macem, tapi setau gue LPDP juga bisa ngasih dana riset dan banyak temen yang dapet LPDP kerjanya sebagai peneliti. Jadi, mungkin itu salah satu prioritas LPDP juga ya. (19/n)
1
0
11
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Intinya, daftar beasiswa itu bukan pekerjaan 3 bulan yang hanya terdiri dari nulis dan ngerombak esai serta ngejar skor IELTS. Kita mesti mengenal diri kita dulu dan mengambil pilihan yang sejalan dengan apa yang mau diraih. Belok juga nggak apa-apa sih. Tapi yah… (20/n)
2
22
87
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Itu bisa jadi kesempatan lain lagi buat bercerita. Kenapa ganti karier? Kenapa rencana berubah? Apa kesulitan dalam hidup yang dihadapi dan bagaimana menanganinya? Lagi-lagi, cerita hidup kamu pasti cuma kamu yang punya. Make it authentic and special. (21/n)
1
6
31
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Intinya lagi, gue mau bilang… Yang bikin diterima beasiswa itu: Orangnya >>>>> esainya. Kalo nggak ada yang bisa diceritain soal orangnya dan nggak bisa diomongin sama orangnya ATAU orangnya nggak cocok dengan karakter beasiswanya, mungkin lebih sulit. (22/n)
1
17
69
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Setelah ada itu semua, soal menulis esai maupun wawancara pun sifatnya taktis. Karena kita udah tau banget diri dan cerita kita, dan hanya butuh sarana untuk menceritakannya aja. Tentunya, sebaiknya ke institusi yang kira-kira bakal mengapresiasi cerita dan keahlian kita. (23/n)
1
1
16
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Satu lagi… Acceptance rate beasiswa beda-beda. Kalau belum dapet, bisa jadi *belum waktu*-nya aja. Kadang yang diterima bukan soal pengalaman/prestasi aja tapi juga soal keseimbangan jumlah gender, jurusan, dan daerah asal yang kadang ada prioritas/kuotanya juga. (24/n)
1
6
46
@alandakariza
Alanda Kariza
1 year
Semoga bermanfaat dan kalo kamu suka utas ini, tolong dukung bisnis saya 🙃🙃🙃 Follow @/bearrito.jkt dan @/advis.lab di Instagram 🙃🙃🙃 Lebih baik lagi kalo bisa beli Bearrito sekalian 👍🌮 (24/24)
6
0
29