https://t.co/XDD7GhOHpy

https://t.co/hcqLpF6ryi

< tidak diterimanya penolakan. ( @Selirayu )

< pengakuan sakral tersebut dibuat, tetapi ia akan mendengarkan apa yang perasaannya katakan. Disentuhnya bibir Ayu dengan bibirnya. Dan seolah ingin memastikan jika yang dilakukan mereka nyata, Wira baru menutup mata setelah ciuman itu ia tekankan dan >

< langsung beralih ke bibir. Pertahanan atas nama sopan santun dan keinginan untuk menjaga kedekatan agar terus hidup tanpa adanya kemungkinan saling menyinggung itu berhasil dihancurkan. Wira berserah. Selayaknya ia sebelum meninggalkan bar tadi, mungkin belum ingin >

< kesemutan. Semakin lama saling memandang, semakin nyeri itu berevolusi menjadi detak jantung yang terlalu cepat memompa. Wajah ia dan Ayu perlahan—sangat pelan—maju senti demi senti. Wira tergoda setengah mati. Lantas kala Ayu mulai memejamkan mata, fokus sang lelaki >

< Tangan Wira yang lain terangkat—mengusap kepala Ayu sembarangan. Masih sambil beradu pandangan, Wira mengangguk; seakan mengisyaratkan jika ia tidak akan mengkhianati kepercayaan itu. ( @Selirayu )

< mata Ayu, “jujur tidak tahu, Yu.” Senyum canggung dicetak oleh bibir Wira. 𝘚𝘪𝘢𝘭𝘢𝘯! 𝘑𝘢𝘸𝘢𝘣𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘤𝘢𝘮 𝘢𝘱𝘢 𝘪𝘵𝘶? Hatinya merutuk lagi. “Tapi aku sungguh-sungguh bersyukur kalau kamu ternyata merasa begitu.” Kini menelan liur terasa seperti menelan batu. >

< Satu kedipan mata pun meleburkan segala bayangan aneh dan sumpah serapah yang memenuhi jiwa. Wira berdeham. Sepasang netranya beralih menatap tangan yang masih menggenggam erat tangan Ayu. Sadar akan hal itu, ia mengendurkan pegangannya. “Aku,” kembali ia menatap >

< tetap kaku, menatap rupa Selira Ayu yang cocok sekali dengan namanya. Tiap lekuk pada mukanya seakan dipahat hati-hati dan penuh cinta. 𝘖, 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯, 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩. 𝘐𝘯𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘣𝘪𝘣𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢. 𝘛𝘰𝘭𝘰𝘭! 𝘔𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘯𝘦𝘩-𝘢𝘯𝘦𝘩! >

< bahwa ia harus menjawabnya dengan cerdas. 𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣. 𝘛𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶… 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣??? Perdebatan antara hati dan isi kepala semakin berisik. Sementara ekspresi wajahnya >

..................................jadi aku tidak boleh telepon lagi? 😞

https://t.co/0W00jzAZZn

https://t.co/SLocwilHwH

https://t.co/HPt3g42OVa

https://t.co/KU5KtpjATH

https://t.co/6y0VSHJpov

https://t.co/x4PJixnuY9

Swung by her office to drop off her absolute favorite: iced matcha latte (plus some bonus donuts), so she won’t scold me later when I’m busy taking down three portions of 𝖡𝖾𝖻𝖾𝗄 𝖢𝖺𝗋𝗈𝗄 for lunch.

< dalam genggamannya. “Terima kasih sudah memberitahu.” Karena lain kali tidak akan lagi Wira membiarkan Ayu jalan seorang diri di area ini. ( @Selirayu )

< pernah mengalami, Yu.” Tidak ada penghakiman sama sekali meski tetap dikatakan dengan penuh hati-hati. Yang tidak bisa Wira kendalikan lagi adalah tangan kanannya yang akhirnya terulur untuk memegang tangan Ayu. Tidak ada gerakan lain selain membungkus kuasa itu >